Kamis, 17 Februari 2011

Seputar Domba

Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang sudah akrab dikalangan masyarakat. Setiap menjelang hari raya Qurban yang dirayakan oleh umat Islam di Indonesia, kita dapat dengan mudah menjumpai ternak domba dan kambing yang dijual untuk keperluan ibadah Qurban. Dilihat dari posturnya masyarakat mungkin melihat ternak kambing hampir sama dengan ternak domba, akan tetapi jika kita membandingkan seekor kambing disebelah kiri kita dan seekor domba disebelah kanan kita, tentu akan terlihat sekali perbedaannya.
Ternak domba merupakan ternak ruminansia kecil, dalam istilah biologi sering disebut dengan hewan yang memamah biak. Memuntahkan kembali pakan yang telah ditelan ke mulut dan dikunyah kembali membuat ternak ini dikenal dengan hewan yang memamah biak. Pada ternak ruminansia besar seperti sapi, memiliki perut jamak, yaitu terdiri dari reticulum, rumen, omasum dan abomasum. Ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan yang memiliki kandungan serat kasar yang tinggi menjadi energy.
Di media masa atau di layar televisi kemungkinan besar kita sering mendengar adanya domba tangkas (domba aduan). Domba ini sering dimanfaatkan untuk diadukan dengan domba lainnya. Ternyata, setelah diselidiki domba tangkas dapat kita temukan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hal ini merupakan kekayaan dan ciri khas bagi daerah Garut yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Domba Garut merupakan plasma nutfah bangsa Indonesia.
Plasma nutfah bangsa Indonesia tidak hanya domba Garut, kita dapat menjumpai plasma nutfah bangsa Indonesia di Daerah dataran tinggi Dieng yaitu domba Batur. Nama ini diambil dari daerah asal domba ini yang pengembangannya berada di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Daerah Batur memiliki ketinggian sampai 1400 diatas permukaan laut yang menyebabkan suhu udaranya dingin. Kecamatan Batur dapat ditempuh dari Kota Banjarnegara maupun dari Kabupaten Wonosobo.
Domba Batur memiliki keunggulan diantaranya:
1. Domba jantan dan betina tidak memiliki tanduk;
2. Tubuhnya besar dan panjang;
3. Kaki cenderung pendek dan kuat;
4. Warna bulu dominan putih menutupi seluruh tubuh sampai ke bagian muka domba.
5. Tinggi badan domba jantan dapat mencapai 0,75 m dan tinggi domba betina 0,60 m. Sedangkan bobot badan domba jantan berkisar antara 100-110 kg dan domba betina 60-70 kg.
Keunggulan domba Batur beserta ciri khas yang unik dan tidak dijumpai di Daerah lain merupakan plasma nutfah bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Jangan sampai ternak plasma nutfah kita yang memiliki banyak keunggulan punah dan hanya menjadi kenangan jaman. Menjadi tugas kita bersama untuk melestarikan kekayaan plasma nutfah kita, khususnya domba batur.
Bagaimanakan cara kita melestarikan plasma nutfah bangsa kita. Itu kemungkinan pertanyaan yang sering muncul dalam benak kita. Semua berawal dari kesadaran masing-masing individu. Jika setiap individu sudah menyadari akan pentingnya pelestarian plasma nutfah, hal ini akan menjadi modal dasar dalam implementasi pelestariannya. Kebijakan pemerintah yang mendukung penuh terhadap pelestarian plasma nutfah akan sangat membantu dalam pelaksanaanya.
Pengembangan domba Batur dapat dilakukan dengan cara meningkatkan populasi ternak domba yang memiliki keunggulan genetik yang tinggi. Jangan sampai ternak dengan keunggulan genetik tinggi yang kita jual, sedangkan ternak yang kualitas genetiknya lebih rendah yang dipertahankan. Hal ini dapat mengancam kelestarian plasma nutfah terutama domba Batur. Jika kekayaan bangsa kita terus kita pertahankan dan kita jaga, maka hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi kelangsungan pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mari kita lestarikan plasma nutfah bangsa kita mulai dari yang ada dilingkungan kita yang paling dekat. Nasib anak cucu kita ditentukan oleh kerja keras kita saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar